Kabarmetro.id, Jakarta || Kerak telor, kuliner khas Betawi, menjadi salah satu ikon kuliner tradisional Indonesia yang berasal dari Jakarta. Dengan bahan utama seperti beras ketan putih, telur ayam atau bebek, ebi (udang kering yang diasinkan), dan bawang merah goreng, makanan ini menghadirkan cita rasa otentik yang sulit dilupakan.
Bumbu halus yang terdiri dari kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, kunyit, serai, merica, garam, dan gula pasir menjadi kunci kelezatannya.
Kerak telor dapat dengan mudah ditemukan, terutama di kawasan wisata budaya seperti Kota Tua, Jakarta Barat. Kehadirannya kerap menjadi pelengkap suasana tradisional yang kental dengan nuansa masa lampau.
Menurut catatan sejarah, kerak telor sudah ada sejak era kolonial Belanda pada tahun 1920-an. Uniknya, makanan ini lahir secara tidak sengaja dari tangan kreatif masyarakat Betawi. Menggunakan bahan-bahan lokal yang mudah didapat, mereka menciptakan hidangan yang kini menjadi warisan kuliner Nusantara.
Awalnya, kerak telor hanya dibuat di kalangan masyarakat Betawi, namun dengan cepat mendapat perhatian luas karena rasanya yang khas. Tak heran, hingga kini, kerak telor tetap digemari oleh berbagai kalangan, khususnya masyarakat Betawi yang menjadikan makanan ini sebagai bagian dari identitas budaya mereka.
Kerak telor dimasak menggunakan wajan tanpa minyak, yang kemudian dibalik langsung di atas bara api hingga matang sempurna. Teknik ini memberikan aroma khas panggangan yang menggoda. Ketika disajikan, taburan bawang merah goreng dan ebi menjadi sentuhan akhir yang memperkaya rasa.
Kerak telor bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol kekayaan budaya Betawi yang bertahan di tengah arus modernisasi. Jika Anda berada di Jakarta, sempatkanlah mencicipi kerak telor untuk merasakan kelezatan dan nilai sejarah yang tersimpan dalam setiap gigitannya.(*)
Editor : Tundra. M