Rekonstruksi mengungkap fakta baru pembunuhan Juwita (nast)
BANJARBARU — Rekonstruksi pembunuhan jurnalis Juwita (23) oleh tersangka oknum TNI Angkatan Laut, Kelasi Satu Jumran, mengungkapkan sejumlah fakta baru yang memperkuat dugaan bahwa kejahatan ini telah direncanakan. Dalam adegan rekonstruksi yang digelar Polisi Militer TNI AL pada Sabtu (5/4/2025), diperagakan bahwa korban dibunuh di atas mobil setelah lebih dulu dipindahkan ke bagian belakang kendaraan.
Pengacara keluarga korban, Dedi Sugianto, menyatakan bahwa dari rangkaian adegan tersebut tampak jelas bahwa tersangka bertindak dengan tenang dan terencana. “Korban dicekik hingga tewas. Setelah itu, pelaku menunggu momen yang tepat untuk menenangkan diri sebelum membuang jenazah di pinggir jalan,” ujar Dedi.
Menurut Dedi, handphone dan sepeda motor milik korban juga sengaja ditinggalkan di lokasi penemuan jenazah untuk mengaburkan jejak. “Dari gestur dan urutan tindakannya, ini bukan pembunuhan spontan,” katanya.
Permintaan Tes DNA
Dalam perkembangan lain, keluarga Juwita melalui kuasa hukum lainnya, Muhamad Pazri dari Advokasi untuk Keadilan (AUK), mengusulkan tes DNA atas sperma yang ditemukan di tubuh korban. Dugaan kekerasan seksual mencuat dari hasil otopsi yang menyebutkan adanya volume sperma yang signifikan.
“Tes DNA penting untuk mengungkap apakah ada pelaku lain, atau memastikan keterlibatan Jumran dalam tindak kekerasan seksual,” ujar Pazri. Namun, ia menyoroti keterbatasan fasilitas forensik di Kalimantan Selatan dan mendorong agar pengujian dilakukan di luar daerah, seperti Surabaya atau Jakarta.
Tersangka Akui Perbuatan
Tersangka Jumran, yang merupakan kekasih korban, telah mengakui perbuatannya kepada penyidik. Menurut Pazri, dua alat bukti telah cukup untuk menjerat Jumran dalam kasus dugaan pembunuhan berencana.
“Kami yakin ini bukan sekadar tindakan impulsif. Indikasi pembunuhan berencana terlihat jelas dari proses yang diperagakan dalam rekonstruksi,” tegasnya.
Sejauh ini, belum ada keterangan resmi dari pihak Polisi Militer TNI AL usai rekonstruksi. Tersangka langsung dibawa meninggalkan lokasi oleh aparat.
Kasus pembunuhan ini mendapat perhatian luas dari masyarakat dan komunitas pers, mengingat korban adalah seorang wartawan yang selama ini aktif meliput berbagai isu di Banjarbaru. Organisasi jurnalis terus mengawal penyidikan untuk memastikan keadilan ditegakkan. (iha)