Kabarmetro.id, Kota Probolinggo || Rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan Walikota (Pilwali) Kota Probolinggo telah selesai. Namun saksi dari palson nomor urut 04 menolak untuk tanda tangan keputusan KPU Kota Probolinggo, Selasa (3/12/24) malam.
Keputusan ini terkait rekapitulasi perolehan suara pasangan calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Probolinggo. Disebutkan, paslon nomer urut 03, dr. H. Aminuddin-Ina Buchori unggul dengan total suara 53,520 atau 39,14 persen.
Sementara Paslon 04,Hadi Zainal Abidin-Zainal Arifin (Handal Bersinar). Hanya meraih 50.897 atau 37,22 persen.
Kemudian, paslon 02 (Faaza) Fernanda Zulkarnain-Abdullah Zabut hanya meraih 30.643 suara atau 22,41 persen. Sementara Pasangan 01, Sri Setyo Pertiwi-M. Rahman Sawaluddim meraih suara 1.650 atau 1,20 persen.
Namun saat penandatanganan berita acara hasil keputusan KPU Kota Probolinggo. Saksi paslon 04 enggan menandatangani.
Nasihin mengatakan dirinya tidak tandatangan dengan alasannya, merasa kecewa dengan keputusan dan penetapan Bawaslu Kota Probolinggo yang menghentikan dugaan operasi tangkap tangan (OTT) money politics yang sempat viral dan dilaporkan,” katanya.
Sementara, Ketua KPU Kota Probolinggo Radfan Faisal menyampaikan tidak bersedianya saksi paslon 04, tidak akan mempengaruhi pengumuman keputusan KPU Kota Probolinggo.
“Ini kan pengumuman suara terbanyak ya, kalau penetapan paslon terpilih itu nanti menunggu gugatan MK selama tiga hari jika ada,” jelas Radfan’
Menurutnya, keberatan penandatangan diperbolehkan asal dengan alasan yang jelas.
“Kalau dari saksi paslon 04 itu dijelaskan tidak bersedia sebab adanya kasus money politics sama bantuan PIP yang disebut dijadikan sebagai alat kampanye. Kami menerima dan tidak masalah,” tegasnya.(Choy)
