Pelaksana Tugas Direktur Utama RSUP Fatmawati, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa pelayanan transplantasi ginjal ini adalah langkah nyata dalam transformasi kesehatan, khususnya dalam pilar pelayanan rujukan. Upaya tersebut memiliki dampak positif untuk menekan biaya rutin cuci darah bagi pasien secara efisien.
“Transformasi ini adalah upaya di hilir dengan maksud menekan biaya yang akan terjadi bagi orang-orang yang akan cuci darah secara rutin. Itu akan jauh lebih besar,” ujar Syahril.
Meskipun RS Fatmawati memberikan solusi di hilir, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tetap menekankan pada program preventif sebagai langkah awal yang lebih penting. Program tersebut bertujuan mencegah masyarakat mengalami gagal ginjal kronis melalui edukasi dan promosi pola hidup sehat.
Dr. Elizabeth Yasmine Wardoyo, Ketua Tim Transplantasi Ginjal, menyampaikan bahwa kondisi pedonor dan resipien saat ini stabil setelah operasi. Fungsi ginjal yang berada di bawah pengawasan ketat sudah berlangsung baik. Resipien akan mendapatkan perawatan intensif, termasuk di dalamnya perawatan di ICU dengan teknologi bertekanan positif untuk meminimalkan infeksi pasca-operasi.
Meskipun pasien dapat memperoleh pembiayaan dari BPJS Kesehatan, namun ada selisih biaya yang perlu dibayarkan pasien, baik secara mandiri maupun melalui asuransi lain.
Sebagai bagian dari program pengampuan layanan urologi-nefrologi Kementerian Kesehatan RI, transplantasi ginjal di RSUP Fatmawati menjadi langkah signifikan dalam memeratakan layanan kesehatan di seluruh Indonesia. Sebelum pelaksanaan operasi, persiapan matang telah dilakukan, termasuk persetujuan dari Komite Transplantasi Nasional dan penetapan sebagai RS penyelenggara transplantasi ginjal oleh Kemenkes RI.
Pasangan donor dan resipien hari ini merupakan ibu dan anak perempuannya yang mengalami gagal ginjal akibat penyakit glomerulonefritis kronik. Keduanya menjalani serangkaian pemeriksaan dan persiapan hukum dan advokasi sebelum operasi.
Operasi dilakukan oleh tim dokter spesialis urologi dari RSUP Fatmawati Jakarta dan RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta sebagai rumah sakit pengampu nasional. Pascaoperasi, pasien resipien akan dirawat hingga kondisinya stabil untuk kembali ke ruang perawatan biasa.
Layanan transplantasi ginjal di RSUP Fatmawati diharapkan dapat berkesinambungan dan menjadi alternatif solusi pengobatan bagi pasien gagal ginjal, meningkatkan kualitas hidup dan angka harapan hidup mereka. (ip)