Masjid yang megah ini tidak hanya merupakan tempat ibadah, tetapi juga sebuah monumen bersejarah yang menggambarkan kejayaan dan kearifan para pendahulu. Konon, bangunan ini memiliki sejarah yang unik; dulunya, sebelum menjadi masjid, ia adalah tempat persinggahan sementara bagi keluarga raja Sumenep.
Kisah ini berawal dari tangan-tangan berbakat Sultan Abdurahman Pakunantaningrat I, adipati atau Raja Sumenep ke-32 pada era 1811 hingga 1854. Dengan penuh dedikasi, beliau membangun masjid ini dengan keindahan dan ketelitian yang memukau. Dibalut dengan desain arsitektur yang elegan, Masjid Sokambang menjadi perpaduan antara fungsi dan keindahan yang memukau.
Lebih dari sekadar bangunan bersejarah, Masjid Sokambang telah menjadi lambang kejayaan Sumenep. Setiap dindingnya mencatat cerita-cerita lama tentang perjuangan, kebijaksanaan, dan keindahan yang melekat pada budaya Madura. Ia telah menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa bersejarah dan perubahan zaman, tetapi tetap teguh berdiri, menjaga dan memelihara warisan leluhur dengan keanggunan yang abadi.
Masjid Sokambang bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga simbol dari keberanian dan ketekunan sebuah komunitas dalam menjaga dan memelihara nilai-nilai budaya mereka. Sebuah penanda dari kejayaan Sumenep yang abadi, yang terukir dalam batu dan bersemi dalam hati setiap warga, melewati zaman dan memancarkan sinar kebesaran yang tiada tara. (Ach)