Kabarmetro.id, Pasuruan || Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan, Taufiqul Ghony menjelaskan alat pemantauan kualitas lingkungan yang diresmikan terdiri dari SPKUA alias Stasiun Pemantauan Kualitas Udara Ambien serta ONLIMO yang merupakan singkatan dari online monitoring, hari Senin (2/12/24).
“Prakteknya, alat ini dapat langsung terkoneksi ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan, DLH Provinsi Jawa Timur dan Kementerian Lingkungan Hidup.
“Agar mudah dipahami, hasil pemantauan kualitas udara diinformasikan dalam bentuk Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) yang memiliki kategori baik, sedang, tidak sehat, sangat tidak sehat dan berbahaya.
Rinciannya, AQMS memiliki jaringan yang bekerja dengan mengirimkan data hasil pemantauan ke main center kemudian data diteruskan ke ruang kendali DLH Kabupaten Pasuruan.
“Jadi, kami bisa memantau kondisi kualitas udara di empat kecamatan secara real-time apakah baik atau buruk, dan itu langsung terhubung dengan server DLH Kabupaten Pasuruan, DLH Jatim dan Kementrian Lingkungan Hidup,” jelasnya.
“Kalau pembangunan SPKUA menelan anggaran sebesar Rp 3,3 milyar yang bersumber dari Anggaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tapi kalau Onlimo dari DAK Kabupaten Pasuruan tahun 2024 dengan nilai kontrak Rp 1,3 milyar.
Total ada 8 orang tenaga operasional yang telah mengikuti pelatihan dalam mengoperasionalkannya.
“Usai melihat langsung cara kerja SPKUA, Nurkholis menitik beratkan pada upaya menjaga kualitas data hasil pemantauan. Dimana diperlukan perhatian khusus mulai perawatan berkala, kalibrasi, jaringan internet yang selalu harus terkoneksi, pasokan listrik dan kebersihan alat.
“Untuk sementara masih 4 kecamatan dulu. Intinya alat ini berfungsi secara otomatis, tidak hanya pada saat kabut asap, tetapi juga pada kondisi normal.P emerintah Kabupaten Pasuruan kini memiliki Alat Pemantauan Kualitas Lingkungan,” ujarnya.(Soleh)