JAKARTA – Klaim Elon Musk mengenai serangan siber yang melumpuhkan platform X pada awal pekan ini menuai keraguan dari pakar keamanan siber. Para peneliti menilai tidak ada bukti kuat yang mendukung pernyataan pemilik X tersebut.
Tak lama setelah layanan X mengalami gangguan, Musk menyatakan bahwa platformnya diserang melalui metode Distributed Denial of Service (DDoS). Dalam sebuah wawancara, ia bahkan mengklaim bahwa alamat Internet Protocol (IP) dari Ukraina terlibat dalam serangan tersebut.
Namun, laporan dari Wired yang mengutip peneliti keamanan siber justru menyebutkan bahwa tidak ada indikasi kuat yang mengarah pada klaim Musk. “Ukraina bahkan tidak masuk dalam daftar 20 negara teratas yang terdeteksi terlibat dalam serangan DDoS ini,” ungkap laporan tersebut.
Lebih jauh, laporan tersebut juga menyatakan bahwa kelemahan sistem internal X justru menjadi penyebab platform itu lebih rentan terhadap serangan. “Server utama X tidak sepenuhnya dilindungi oleh proteksi DDoS dari Cloudflare dan sangat terbuka terhadap serangan langsung,” tulis Wired, dikutip dari Engadget, Jumat (14/3/2025).
X disebut telah melakukan langkah pengamanan setelah insiden tersebut. Namun, ini bukan kali pertama Musk mengaitkan gangguan layanan X dengan serangan siber. Tahun lalu, ia juga menyebut serangan DDoS sebagai penyebab gangguan dalam siaran langsung kampanye Donald Trump di platform tersebut.
Hingga saat ini, Musk belum memberikan bukti konkret atas klaimnya. Para peneliti siber menilai pernyataan tersebut perlu ditelusuri lebih lanjut sebelum disimpulkan sebagai serangan yang disengaja. (iha)