Kabarmetro.id, KOTA PROBOLINGGO – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis 50 persen lebih masyarakat Kota Probolinggo, berusia 17 tahun ke atas atau yang telah menikah, menginginkan pemimpin baru dalam kontestasi Pilkada Kota probolinggo di November 2024 mendatang.
LSI sendiri merupakan lembaga riset opini publik berkaitan kontestasi politik, seperti pemilihan umum nasional maupun daerah, dan juga pembuatan kebijakan publik yang bersifat independen.
Peneliti LSI Denny JA, menyampaikan hasil temuan dan analisis survei Pilkada Kota Probolinggo bertemaโ Lebih Dari 50% Masyarakat Kota Probolinggo Menginginkan Pemimpin Baru di Pilkada 2024โ, melalui konferensi pers di Hall RSIA Amanah, Jalan Dr,Saleh Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo, Kamis (30/5/24) siang.
dr. H. Aminuddin menerangkan, berdasarkan hasil survei LSI yang dilakukan kurang lebih dua bulan yang lalu dengan metode Multistage Random Sampling dan wawancara tatap muka, memperoleh hasil 50 persen lebih masyarakat Kota Probolinggo menginginkan adanya pemimpin baru pada pilkada 2024 mendatang.
Data ini saya bacakan sesuai hasil survei LSI. Seharusnya yang bersangkutan hadir, namun karena banyak agenda lain, maka saya bacakan dalam model pers rilis,” kata dr H,Aminudin disela sela saat membacakan hasil survei LSI.
โ Alasan masyarakat kota probolinggo menginginkan adanya pemimpin baru di Pilkada Kota Probolinggo tahun ini, karena munculnya pemimpin baru dinilai mampu memecahkan masalah yang ada di kota Probolinggo utamanya pembangunan disegala bidang dan lainnya,โ imbuhnya.
Lebih dari 50 persen masyarakat Kota Probolinggo menginginkan pemimpin baru pada Pilkada 2024. Hal ini terlihat hanya 45,9% pemilih yang menginginkan Hadi Zainal Abidin kembali sebagai Walikota.
Angka popularitas Hadi Zainal Abidin juga tersaingi oleh dr H,Aminuddin. Popularitas Hadi sebesar 99,1%, sementara popularitas dr Aminudin sebesar 93,5%, dan popularitas Fernanda sebesar 77,7%.
Sementara itu,Atribut sosialisasi Calon Walikota Probolinggo didominasi oleh dr H.Aminuddin dengan 44,3%, lalu Hadi Zainal Abidin hanya 15,9%, dan Fernanda Zulkarnain hanya 3,2%.
“Data dan kalimat ini saya bacakan sesuai hasil survei LSI. Seharusnya yang bersangkutan hadir, namun karena banyak agenda lain, maka saya bacakan dalam model pers rilis,” kata dr.H.Aminuddin sambil membacakan hasil survei LSI tersebut.
Dari sisi tingkat kesukaan atau akseptabilitas, tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Kesukaan terhadap Hadi ainal Abidin mencapai 74,3%, sementara kesukaan terhadap dr Aminuddin sebesar 71,1%, dan kesukaan terhadap Fernanda sebesar 65,2%.
Menurut data LSI, masyarakat Kota Probolinggo tidak ingin Walikota sebelumnya kembali menjabat karena beberapa alasan, termasuk keinginan akan pemimpin baru, ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah di kota, dan kurangnya kedekatan dengan Masyarakat.
Rendahnya angka yang menginginkan kembalinya Zainal Abidin Walikota Probolinggo juga dipengaruhi oleh persepsi jika masalah ekonomi di kota probolinggo stagnan selama lima tahun terakhir.
Masalah utama yang dirasakan oleh masyarakat Kota Probolinggo yang harus segera diatasi adalah masalah perekonomian, yang mencapai 59,8%.
Selain itu, infrastruktur dan keamanan juga menjadi perhatian utama, dengan persentase sebesar 5,5%. Masalah kesehatan dianggap penting sebesar 4,8%, sementara pertanian mencapai 3,9%.Juga persoalan lingkungan dan sosial dinilai setara, yaitu sebesar 3,4%, diikuti oleh masalah masyarakat sebesar 2,3%, dan pendidikan 1,6%.
Masalah khusus lain yang dianggap penting untuk segera ditangani adalah harga kebutuhan pokok yang tinggi, mencapai 44,8%.
Selain itu, sulitnya mencari lapangan pekerjaan juga menjadi perhatian serius, dengan persentase mencapai 29,5%.
Pelayanan kesehatan yang belum maksimal menempati posisi berikutnya, yaitu sebesar 4,5%, diikuti oleh infrastruktur yang masih buruk sebesar 4,1%, dan kendala dalam bertani sebesar 2,5%. “Itu hasil survei LSI yang saya bacakan,” imbuh dr Aminudin.
Sementara itu, dari empat Cawawali yang disurvei, Ina Dwi Lestari Buchori menduduki peringkat pertama dengan perolehan suara sebesar 30,9%.
Untuk popularitas tokoh masyarakat di Kota Probolinggo, nama Buchori menduduki peringkat teratas sebesar 79,5%.
“Sebetulnya baik untuk Cawali dan wakilnya ada 10 nama, bahkan beberapa saya tidak kenal. Saya juga kaget dari mana nama-nama didapatkan,” kata dr Aminudin.
Hanya saja, karena angkanya kecil, maka tidak dipublikasikan sebagai bentuk etika dalam berpolitik.
Kendati demikian, lanjutnya, survei tersebut masih dalam tahap awal, sehingga masih ada dua survei lagi yang akan dilakukan oleh LSI beberapa bulan ke depan.
Menyikapi hasil survei tersebut, dr Aminudin menegaskan, dirinya sudah bersepakat untuk maju dengan Ina Buchori sebagai wakilnya.
“Jauh sebelumnya saya sudah menyampaikan jika saya akan bersama dengan Bu Ina untuk maju. Bahkan kami sudah dipanggil oleh DPP NasDem terkait hal itu,” kata dr Aminudin.
Meski hingga saat ini rekomendasi dari Gerindra masih belum keluar, namun jauh sebelumnya Gerindra sudah memberikan surat tugas kepada dirinya untuk maju dalam Pilwali Kota Probolinggo.
“Di Jawa Timur sendiri sudah ada 17 kader dari Partai Gerindra yang ditunjuk untuk maju dalam Pilwali 2024, termasuk saya di Kota Probolinggo dan Gus Haris di Kabupaten Probolinggo,” tandas dr Aminudin saat ditanya mengenai pencalonannya.
Kepuasan masyarakat Kota Probolinggo ini didasarkan kurangnya beberapa pencapaian kinerja Pemkot dalam mengatasi masalah seperti pembangunan infrasrtuktur, banjir, lapangan pekerjaan,perekonomian,pelayanan publik, kesehatan, pendidikan dan lainnya dengan tingkat kurangnya kepuasan masyarakat di bawah 50 persen.(Choy)