Kabarmetro.id, KOTA PROBOLINGGO – Gelombang tinggi di pesisir utara Jawa Timur mulai menurun. Kendati demikian, berdasarkan hasil pantauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) angin kencang masih melanda wilayah pesisir bagian utara. Senin (5/6/23).
Sebelumnya, gelombang tinggi di pesisir utara bahkan bisa mencapai antara empat hingga lima meter. Akibat gelombang tinggi, nelayan pun enggan melaut. Dampaknya, harga ikan menjadi mahal.
Meski gelombang kian menurun, harga ikan masih juga mahal. Hal ini bukan karena nelayan yang enggan melaut. Melainkan karena musim.
“Sudah waktunya padhangan (terang bulan), jadi ikannya tidak naik ke permukaan,” kata Lilis, salah satu pedagang ikan di Pasar Kronong, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.
Jika musim padhangan seperti sekarang, nelayan harus melaut lebih ke tengah untuk mendapatkan ikan lebih banyak. Atau jika tidak, mendapatkan ikan jenis lain. Misalnya saja kerapu. “Susah mendapatkan ikan, nelayan jarang melaut,” imbuhnya.
Lilis menjelaskan, untuk harga ikan tongkol yang biasanya dibanderol dengan harga Rp 20 ribu. Namun sekarang, sudah menjadi Rp 35 ribu. Harga jual ke konsumen meningkat lagi, menjadi sekitar Rp 15 ribu.an “Mahal ikan,” keluhnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Mariani,. Dia mencontohkan, ikan benggol,kembung yang sebelumnya hanya dijual Rp 25 ribu, kini menjadi Rp 45 ribu. “Susah jual ikan sekarang. Nggak diambil, kami nggak ada dagangan,” jelasnya.
Sebagai informasi, Pelelangan Ikan (PPI) Mayangan merupakan pusat ikan laut dengan harga murah. Biasanya, digunakan untuk tengkulak mencari ikan. Harga per kilogram biasanya selisih sekitar Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu jika dibanding dengan di pasar tradisional.(Choy)