Kabarmetro.id, LUMAJANG – Kegiatan penggalangan dana dengan cara berlari ultra marathon, NusantaRun, kembali digelar pada Jumat (1/12/23).
16 pelari kategori full course (167 kilometer) dijadwalkan akan memulai start di Pendopo Arya Wiraraja, Kabupaten Lumajang pada pukul 19.00 WIB.
Sementara itu, 42 pelari kategori half course (75 kilometer) dijadwalkan akan memulai start di PPG Cluster Durian, Kabupaten Jember keesokan harinya, Sabtu (2/1/23), pukul 17.00 WIB.
Kedua kategori tersebut berlari untuk mencapai garis finish yang berlokasi di Pendopo Sabha Swagata, Kabupaten Banyuwangi. Tidak hanya berlari, 58 pelari NusantaRun juga menggalang dana melalui Kitabisa dengan misi mewujudkan Program Student Athlete Bagi Keluarga Tidak Mampu di Jawa Timur, khususnya di Probolinggo, Lumajang, Jombang, dan Banyuwangi.
Founder NusantaRun Jurian Andika mengatakan tahun ini menjadi tahun penutup penyelenggaraan NusantaRun di Pulau Jawa setelah 11 tahun berlari menyusuri rute Pulau Jawa yang dimulai pada 2013 di Jakarta dan terus berpindah dari satu kota ke kota lainnya, dari satu provinsi ke provinsi lainnya.
Jurian mengaku tidak percaya lantaran perjalanan NusantaRun sudah sampai di penghujung Pulau Jawa. “Sahabat NusantaRun (komite) akan selalu bersyukur atas dukungan semua pihak yang membuat NusantaRun masih terus dan akan terus berlari menyusuri Indonesia dan berkontribusi untuk mengakselerasi dunia pendidikan di Indonesia,” kata Jurian.
Jurian mendeskripsikan rute tahun ini yaitu NusantaRun Chapter 11: Final Java Series sebagai salah satu rute terpanjang yang pernah dilakukan. Pasalnya, untuk rute yang sangat panjang, pastinya memiliki tantangan fisik sangat berat. Tidak hanya bagi pelari, tetapi juga bagi relawan.
“Khusus untuk tahun ini, tantangan menjadi lebih nyata karena venue adalah yang terjauh dari domisili mayoritas Sahabat NusantaRun (komite) sehingga membutuhkan tenaga, waktu, dan biaya ekstra bagi masing-masing Sahabat NusantaRun yang berkontribusi,” imbuh Jurian.
Sementara itu dari sisi pelari, animo pelari yang mendaftar tahun ini secara kuantitas berkurang drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Untuk jumlah pelari memang turun jauh jumlahnya. Mungkin karena pengaruh pandemi yang mana banyak pelari turun mileage larinya, sehingga untuk berkomitmen lari ultra masih agak berat. Sesuai komitmen NusantaRun di awal, berapapun jumlah pelarinya, kami akan terus berkontribusi dengan berlari melalui kota-kota indah di Indonesia,” terang Jurian.
Jurian mengapresiasi pelari atas kontribusi nyata yang telah dilakukan, mulai dari komitmen latihan berbulan-bulan, komitmen menggalang dana, hingga komitmen untuk terus mendukung pendidikan di Indonesia.
“Semoga semua pelari dapat menyelesaikan perjalanan NusantaRun Chapter 11: Final Java Series dengan sehat dan selamat serta dana yang terkumpul dapat bermanfaat bagi pendidikan di Indonesia, khususnya untuk membantu atlet pelajar dari keluarga tidak mampu di Jawa Timur,” pungkas Jurian.
Rizqy Rahmat Hani selaku perwakilan Yayasan Guru Belajar yang menjadi mitra program NusantaRun menjelaskan dana yang nanti berhasil dikumpulkan oleh para pelari akan digunakan untuk Program #KejarCita yang bertujuan untuk pengembangan atlet pelajar di Jawa Timur.
“Program #KejarCita berfokus pada pembangunan kapasitas para pelatih, pendidik, dan orang tua, yang mana akan terus memberikan manfaat jangka panjang bagi komunitas atlet pelajar. Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa dukungan dan sumber daya yang diberikan dapat berdampak secara berkelanjutan, bukan hanya solusi jangka pendek,” jelas Rizqy.
Melalui Program #KejarCita, ia berharap dapat melahirkan generasi baru atlet pelajar yang tidak hanya berhasil di tingkat lokal atau nasional, tetapi juga mampu bersaing di kancah internasional sebagai atlet profesional.
Kepada pelari, Rizqy berpesan agar mengingat setiap langkah yang diambil bukan hanya membawa pelari lebih dekat ke garis finish, tetapi juga membawa mimpi para atlet pelajar menjadi kenyataan.
“Dukungan pelari memiliki arti yang luar biasa bagi atlet pelajar serta memberikan motivasi dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk terus berkembang. Pelari adalah pahlawan bagi mereka, dan usaha pelari adalah bagian tak terpisahkan dari kesuksesan mereka,” ungkap Rizqy.
Sementara itu, selama sebelas tahun perjalanan NusantaRun, ada dua pelari yang secara konsisten terus mengikuti perjalanan NusantaRun yaitu, Irine Maharani dan Sandy Suryapranata.
Irene Maharani mengungkapkan Nusantarun Chapter 1 merupakan momen pertama kali baginya untuk mengerti bahwa dengan berlari ia juga dapat berarti untuk kehidupan orang lain.
“Pada tahun itu, hidup saya sedang tidak baik-baik saja. Alasan saya selalu ikut NusantaRun karena saya pulang ke rumah saya. Tempat saya bisa introspeksi diri saya sendiri, tempat saya jatuh cinta sama olahraga lari,” kata Irine.
Untuk NusantaRun Chapter 11: Final Java Series, Irine sudah melakukan persiapan semaksimal mungkin. “Karena saya akan berlari sangat jauh (167 kilometer), semua persiapan tidak boleh main-main. Latihan lari terprogram sejak habis lebaran dan lebih rutin melakukan strength training, khususnya latihan beban,” imbuh Irene.
Irine berharap target donasi NusantaRun Chapter 11: Final Java Series sebesar 1 miliar dapat tercapai agar Program #KejarCita dapat membantu lebih banyak anak-anak dari keluarga yang tidak mampu untuk menggapai cita-cita menjadi atlet profesional.
Sementara itu, Sandy Suryapranata yang juga tidak pernah absen daftar NusantaRun mengatakan dampak menggalang dana tidak hanya dirasakan untuk kebaikan bersama secara luas, tetapi juga dirasakan ke diri sendiri.
Hal itu membuatnya terpecut untuk terus semangat latihan lari yang rutin serta menjaga kondisi fisik dengan baik. “Hingga saat ini, saya belum menemukan lagi event lari galang donasi yang chemistry dan memorinya se-personal NusantaRun,” ungkap Sandy.
Untuk persiapan NusantaRun Chapter 11: Final Java Series, Sandy yang mendaftar untuk kategori half course mengaku sudah berlatih cukup rutin di sela-sela jadwal kerja. Ia juga sempat ikut beberapa race lari untuk pemanasan. “Uniknya, tahun ini ditemani istri yang juga latihan bersama untuk strength training dan join lari tipis-tipis,” katanya.
Berkaitan dengan Program #KejarCita, Sandy berharap program sejenis lebih banyak di Indonesia karena jumlah pelajar atlet tidak sedikit serta setiap mereka punya mimpi menjadi profesional. “Program #KejarCita dapat jadi awal mula untuk membangkitkan semangat yang mungkin lesu dan harapan yang mungkin layu,” imbuh Sandy.
Terakhir, Sandy berharap Program #KejarCita dapat menebar semangat untuk para atlet pelajar bahwa banyak orang yang memperhatikan dan berusaha membantu mewujudkan cita-cita mereka hingga mencapai level profesional. (Diah)