BerandaSosial budayaKomunitas ACBN Ajak Cintai dan Lestarikan Seni Budaya Pewayangan,...

Komunitas ACBN Ajak Cintai dan Lestarikan Seni Budaya Pewayangan, Ini Alasannya

Kabarmetro.id, KOTA PROBOLINGGO – Wayang dalam budaya Jawa merupakan bentuk kesenian yang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan namun juga media penyampaian pesan dan filosofi.
Dalam sebuah pertunjukan wayang biasanya akan ditampilkan tokoh-tokoh pewayangan, salah satunya dijuluki dengan Punakawan.

Komunitas ACBN (Aku Cinta Budaya Nusantara) Tong Tong Shot , Kota Probolinggo, Ki Saimo menyampaikan, berdasar pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Punakawan adalah pelayan atau pengawal raja atau bangsawan pada zaman dahulu. Punakawan berasal dari gabungan dua buah kata yaitu ‘pana’ yang berarti paham, dan ‘kawan’ artinya teman, sehingga mereka bukanlah abdi biasa namun juga bertindak sebagai penasehat.

Pada cerita pewayangan, Punakawan digambarkan sebagai karakter jenaka dengan sifat menghibur, humoris, namun juga penuh filosofi. Punakawan terdiri dari empat sosok yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda yaitu Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.,” terang Ki Saimo saat ditemui dirumahnya di Jalan Slamet Riyadi,Gang Arjuna No 11 Kelurahan Kanigaran. Kamis  (31/8/23).

Dilansir dari laman ajar.grid.id, berikut adalah penjelasan keempat sosok yang terkenal dalam cerita pewayangan ini.
Semar adalah Punakawan yang memiliki tubuh gemuk, leher pendek, jari telunjuk menuding, mata menyipit, dan wajah tersenyum. Semar juga dipercaya menjadi sosok jelmaan dewa yang hidup sebagai rakyat jelata membantu para ksatria. Nama Semar berasal dari istilah ‘haseming samar-samar’ yang berarti Sang Penuntun. Tokoh Semar dalam Punakawan memiliki dasanama seperti Sang Hyang Ismaya, Badranaya, Nayantaka, Sukma Sejati, dan Ekalaya. Dalam cerita pewayangan, Semar adalah sosok tertua sehingga dijuluki sebagai bapak dari Punakawan lainnya

Gareng adalah Punakawan yang memiliki tubuh yang kurang sempurna dengan hidung bulat, tangan patah, kaki pincang, dan mata yang juling. Sosok Gareng diartikan sebagai pesan untuk berhati-hati dalam bertindak dan tidak mengambil milik orang lain atau yang bukan haknya. Tokoh Gareng dalam Punakawan memiliki dasanama seperti Nala Gareng, Pancalpanor, dan Pegatwaja. Dalam cerita pewayangan, Gareng diceritakan sebagai anak sulung Semar.

Petruk adalah Punakawan yang memiliki tubuh paling sempurna di antara Punkawan lainnya yaitu tubuh tinggi, kurus, tangan panjang, hidung mancung, dan wajah gembira. Sosok Petruk memiliki karakter jenaka, cerdas, pandai mengambil hati, usil, dan dermawan. Tokoh Petruk dalam Punakawan memiliki dasanama seperti Kanthong Bolong, Suragendala, dan Kebodebleng. Dalam cerita pewayangan, Petruk diceritakan sebagai anak kedua Semar.

Bagong adalah Punakawan yang memiliki tubuh pendek, gemuk, mata bulat, hidung pesek, dan bibir tebal. Tak heran jika terkadang Bagong sering disebut memiliki kemiripan dengan Semar.

Sosok Bagong memiliki karakter pendiam, lugu, lancang, namun sekali berbicara akan membuat orang tertawa. Dalam cerita pewayangan, Bagong kerap diceritakan sebagai anak bungsu Semar karena sifatnya yang lugu dan kekanak-kanakan.

Sementara itu, Pemerhati Seni Budaya Nusantara, Heri Sutanto menambahkan, para kawula muda yang merupakan generasi muda era kekinian, harus berperan dalam kanca seni budaya dengan mengisi kemerdekaan, sampai tercapai yang dicita-citakan bersama yakni, Indonesia yang maju, sejahtera, berdaulat adil dan makmur.

“ Generasi muda harus berperan, sebab sangat disayangkan pengorbanan besar para pejuang bangsa hingga kemerdekaan berhasil diraih, tidak dilanjutkan oleh generasi selanjutnya,” Pinta Heri Sutanto yang juga Caleg No 8 PDI Perjuangan, Dapil Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo. (Choy).