“Hanya dengan permainan menyerang Indonesia bisa meraih gol. Apakah menyerang itu dengan memanfaatkan serangan balik atau menyerang dengan permainan terbuka sejak menit awal, dan sampai menit akhir memberikan tekanan kepada lawan,” kata Fakhri yang juga mantan Pelatih Timnas Indonesia U-19 saat konferensi pers di Information Center Paial Dunia U-17, Surabaya, Selasa (14/11/23).

Meski demikian, lanjut Fakhri, tentu diantara dua opsi ini, dua-duanya punya risiko. Tapi kalau hanya bermain dengan bertahan tanpa punya keberanian untuk menyerang rasanya sulit untuk meraih gol dan mendapatkan poin.

“Karena yang kita butuhkan besok adalah 3 poin bukan 1 poin. Kalau besok dapat 1 poin, rasanya sulit bagi Indonesia untuk melaju ke babak selanjutnya, yang paling realistis kalau ingin ke babak 16 besar adalah menang dan mendapat 3 poin,” ujar Fakhri.

Pada kesematan tersebut, pembelaan diberikan Fakhri Husaini terhadap pelatih Timnas Indonesia U-17, Bima Sakti. Ia menilai pelatih 47 tahun itu sudah menyiapkan skuat Garuda Asia dengan sebaik mungkin untuk Piala Dunia U-17 2023 ini.

Seperti yang sudah diketahui, Timnas Indonesia U-17 2023 mengawali Piala Dunia U-17 2023 dengan hasil imbang 1;1 saat melawan Ekuador di laga pertama.

Pada laga kedua, Garuda Asia belum juga bisa memperoleh kemenangan setelah bermain imbang melawan Panama dengan skor 1-1.

Hasil dua kali imbang memberikan kritikan kepada skuat Timnas Indonesia U-17, terutama kepada Bima Sakti. Pelatih 47 tahun itu banyak dicap bukan sosok yang tepat .Namun Fakhri Husaini menegaskan bahwa dua hasil imbang itu bukan hasil yang buruk bagi Timnas Indonesia U-17.

“Timnas U-17 kita sudah bertanding dua kali, kita sama-sama tahu hasilnya, dua kali draw, poin dua memasukkan dua gol, dan kemasukan dua gol. Ini penampilan yang patut diapresiasi,” tegas Fakhri Husaini. (*)