Kabarmetro.id, Kota Probolinggo – Penjabat Walikota Probolinggo, Nurkholis meninjau proses Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada hari pertama masuk sekolah usai libur panjang, Senin (15/7/24) pagi.
Peninjauan itu dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 10 Kota Probolinggo dilanjut ke TK Sinar Harapan Kedopok dan Sekolah Dasar (SD) Kanigaran I Kanigaran.
Dalam kesempatan itu, Pj. Walikota Probolinggo, Nurkholis bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,Siti Romlah,beserta OPD,hingga orangtua siswa menandatangani deklarasi anti perundungan (bullying).
Deklarasi ini diberi nama “Cetar Perkasa Penter Ben Alim” Cegah Tindak Perundungan dan Kekerasan pada Satuan Pendidikan, Pendidikan Karakter Berkolaborasi dengan Pondok Pesantren Berbasis P5.
Dalam peninjauan itu, Nurkholis mengatakan, bila proses pelaksanaan MPLS, bisa menjadi ajang perkenalan yang menyenangkan bagi para peserta didik baru terhadap lingkungan sekolahnya. Sehingga, tidak ada lagi bullying atau perundungan di sekolah.
“MPLS ini harus menjadi ajang yang menyenangkan, Kami juga meminta agar sekolah punya satgas-satgas untuk memastikan tidak ada perundungan di sekolah,” katanya.
Nurkholis juga mengatakan, proses MPLS harus dikemas dengan kreatif dan edukatif. Seperti yang dilakukan oleh panitia MPLS SMP 10 Kota Probolinggo yang mengenalkan ikon-ikon di wilayah tersebut, seperti klenteng Tri Darma, Festival Jaran Bodak,Gereja Merah dan lainnya kepada para siswa-siswi barunya.
“ Saya kira ini bagian dari kreativitas sekolah ya untuk mendekatkan anak-anak kita dengan budaya Kota Probolinggo, sehingga dari awal mereka juga tahu bahwa mereka ini adalah bagian dari masyarakat kota probolinggo yang mewarisi nilai-nilai kebudayaan,” harap Nurkholis.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,Siti Romlah menyampaikan, bersyukur, Alhamdulillah hari ini serentak sebanyak 2.144 siswa pada jenjang SMP melaksanakan MPLS dengan tema “Cetar Perkasa Penter Ben Alim” serta telah terbentuk satgas anti perundungan, dan penandatanganan deklarasi, sehingga tidak ada lagi perundungan anak di Kota Probolinggo,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 10,Aris Tantomas mengatakan, sesuai apa yang telah disampaikan Pj. Walikota, tidak ada lagi perundungan atau kekerasan di sekolah. Jika sampai terjadi perundungan, sesuai komitmen, akan ada sanksi.
“ Ajaran ahklak mulia yang dihapalkan peserta didik baru ini dapat terbawa sampai anak tersebut masuk menjadi siswa di satuan pendidikan masing-masing.Harapannya, dengan dideklarasikannya “Cetar Perkasa Penter Ben Alim” tidak ada lagi perundungan pelajar di Kota Probolinggo,” ujar Aris.(Choy)
Editor : Tundra. M
)