Kondisi tersebut membuat warga Ekuador diselimuti ketakutan. Sebab, beberapa tahun lalu Ekuador adalah negara damai meski diapit Meksiko dan Kolombia yang merupakan penghasilan kokain terbesar di dunia.
Kondisi Ekuador semakin horor setelah pada Selasa (10/1/24) Presiden Daniel Noboa memerintahkan aparat untuk menetralisir geng narkoba. Perintah disampaikan demi merespons penyanderaan stasiun televisi dan penculikan mahasiswa oleh geng narkoba.
Noboa juga telah mengumumkan darurat nasional. Dia mengatakan, situasi itu disebabkan konflik bersenjata internal.
Geng narkoba di Ekuador menyatakan perang terhadap Noboa dan militer usai napi paling berbahaya, yang dikenal sebagai Fito, kabur dari penjara
Sampai Rabu (10/1/24) sebanyak 10 orang tewas di Ekuador. Polisi mengatakan, kematian terkait rangkaian serangan geng narkoba di kota Guayaquil dan Nobol.
Seorang perempuan berusia 68 tahun yang namanya dirahasiakan mengatakan, kondisi di negaranya begitu mengerikan.
“Ada ketakutan, kalian mesti waspada, waspada kanan kiri,” ucap wanita asal Quito tersebut seperti dikutip dari AFP.
Kondisi di Ekuador kini menjadi perhatian dunia. Uni Eropa mengatakan, aktivitas geng narkoba Ekuador adalah serangan langsung kepada demokrasi dan hukum,
Peru, negara tetangga Ekuador, memperketat penjagaan perbatasan. Sedangkan China menangguhkan operasional kedutaan dan konsulat di Ekuador. (TM)