Kabarmetro.id, KOTA PROBOLINGGO – Sahur…..Sahur….Beragam cara dilakukan untuk membangunkan warga jelang sahur di bulan suci Ramadhan 1445 H, salah satunya dengan memainkan kesenian musik daerah. Tradisi musik Dug-dug misalnya, tradisi ini terdiri dari sejumlah alat musik seperti gong , kenong, gendang, rebana dan lainnya, bersama kereta dorongnya dan puluhan anak muda dengan atraksinya yang digelar di sepanjang jalan Gatot Subroto-Panglima Soerdirman Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo. Sabtu (23/3/24) tengah malam.
Udin, salah satu warga mengatakan, sangat senang dan sudah menjadi favorit warga di Kota Probolinggo, untuk berduyun-duyun pada dini hari hanya sekadar ingin menonton kelompok musik Lanceng Sonar,Rama Wijaya,Jabung Sagire juga lainnya.
“Kesenian musik Dug-dug ini sangat unik, selain untuk membangunkan orang sahur, juga menjadi tontonan mengasyikkan di bulan Ramadhan,” katanya.
Sajian musik tradisional yang enak didengar, apalagi disajikan di waktu dini hari yang sunyi dan tenang ini akan membuat orang penasaran. “Keunikan musik ini dengan instrumen rebana, gendang, gong, suling, dan kenong memberikan kesan yang mendalam dan menggugah hati bagi siapa saja yang mendengarnya,” tambah Udin.
Warga Lainnya, Tukadi menyampaikan bahwa saat ini kecintaan terhadap tradisi dan budaya musik daul ini sudah mulai merambah ke generasi milenial. Banyak anak anak muda yang ikut menonton, bahkan menjadi pemain, sehingga kegiatan positif ini sebagai salah satu cara melestarikan budaya musik tradisional seperti Jabong Sagire.
“Semoga tradisi musik Dug-dug bisa dilestarikan dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya lokal masyarakat Kota Probolinggo, apalagi saat menjelang ibadah makan sahur,” terang Tukadi. (Choy)