BerandaNasionalDewi Yull di Tanah Kusir: Sepenggal Kenangan dan Doa...

Dewi Yull di Tanah Kusir: Sepenggal Kenangan dan Doa untuk Ray Sahetapy

Dewi Yull di pusara Ray Sahetapy di Tanah Kusir. (Liputan 6)

JAKARTA – Awan tak terlalu pekat siang itu. Namun di tengah ratusan pelayat yang memadati TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Jumat (4/4), sejumput duka mengambang di udara. Salah satu sosok yang menarik perhatian adalah Dewi Yull. Ia hadir dalam balutan busana putih dan kacamata hitam. Diam, tapi tak bisa sepenuhnya menyembunyikan air mata.

Dewi datang bukan sekadar sebagai tamu. Ia adalah bagian dari cerita panjang almarhum Ray Sahetapy. Pernah menjadi pasangan hidup, dan bersama membesarkan empat anak. Meski berpisah dua dekade lalu, ikatan sebagai orang tua tak pernah benar-benar putus.

Di sisi liang lahat, ia berdiri tenang. Sesekali memeluk anak-anaknya, menyambut pelayat yang datang, dan berbincang pelan dengan kerabat lama. Tak banyak kata, tapi kehadirannya menjadi penegas: cinta yang pernah ada tak sepenuhnya pergi.

“Terima kasih untuk support atas kepergian ayahnya anak-anak,” ucapnya lirih saat ditemui usai prosesi pemakaman.

Ray Sahetapy, atau lengkapnya Ferenc Raymon Sahetapy, wafat di usia 68 tahun di RSPAD Gatot Subroto pada Selasa (1/4) malam. Dua tahun terakhir, ia bergelut dengan penyakit yang kian melemahkan tubuhnya. Jenazahnya dishalatkan di Masjid Istiqlal sebelum dimakamkan.

Dari pernikahannya dengan Dewi Yull pada 1981, lahir empat anak: Gizca, Rama, Surya, dan Raya. Gizca telah lebih dulu berpulang pada 2010. Kini, Ray menyusul, meninggalkan panggung dan layar lebar yang turut membesarkan namanya, juga keluarga yang mengenangnya dalam doa.

Dalam keheningan Tanah Kusir, Dewi Yull menunduk. Mungkin mengenang, mungkin mendoakan. Atau keduanya. (iha)

Translate »
error: kabarmetro.id