JAKARTA || Suasana di dalam Jakarta International Convention Center (JICC), Sabtu (17/5/2025) siang, terasa berbeda. Udara sejuk beraroma biji kopi panggang memenuhi ruangan. Dari sudut ke sudut, para pengunjung tampak khusyuk mengendus, menyeruput, dan berdiskusi. Tak hanya peminum kopi musiman, tetapi juga para penggila kopi yang bisa membedakan rasa floral dari aroma nutty. Di antara mereka, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo tampak ikut larut dalam euforia World of Coffee Jakarta 2025.
“Di luar dugaan,” ujar Pramono sambil mencicip espresso dari mesin berlogo Italia. “Suasananya luar biasa.”
Ajang World of Coffee Jakarta, yang berlangsung sejak 15 Mei, menjadi magnet baru bagi para pelaku industri kopi, mulai dari petani hingga roaster internasional. Festival ini bukan sekadar ajang cicip kopi, melainkan perayaan budaya dan ekonomi di balik secangkir minuman hitam itu. Pramono mengaku sudah menenggak empat cangkir sejak pagi. โMungkin nanti tambah satu lagi,โ ujarnya sembari tertawa.
Diselenggarakan oleh Specialty Coffee Association (SCA), World of Coffee pertama kali digelar di Boston pada 1999 dan kini menjelajah Eropa, Dubai, dan Asia. Jakarta menjadi kota terbaru dalam peta internasional ini. Dalam pembukaan resmi dua hari sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan pentingnya kopi sebagai komoditas unggulan. โKita sedang fokus mengembangkan potensi kopi nusantara untuk pasar global,โ kata Zulhas.
Festival ini bukan hanya pameran. Ada sesi edukasi, talkshow, bahkan area eksperimen Roaster Village dan SCA Community Lounge. Panggung Excelso Coffee adalah salah satu penyaji kelengkapan itu. Pramono terkagum menyimak paparan Q Grader Restu Dewa di both milik Kopi Kapal Api itu.
Pemerintah Provinsi DKI, kata Pramono kemudian, siap memberi dukungan jika ajang ini kembali digelar tahun depan. “Jangan ragu melibatkan kami,” katanya. “Bukan untuk mengatur, tapi memberi ruang yang lebih besar.”
Kopi, yang dulunya hanya dinikmati di warung pinggir jalan atau kedai hipster, kini jadi alat diplomasi, ekonomi kreatif, bahkan simbol kota. Dan Sabtu siang itu, Jakarta menjadi ibukota dunia… untuk kopi. (rih)